Pakaian kegiatan Sumpah Profesi & Seminar : Batik HAKLI atau batik berwarna hijau kuning

DETEKSI DINI FLU BURUNG /AVIAN INFLUENZA

width='100'

Flu Burung/Avian Influenza (FB/AI) adalah Penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus influenza tipe A sub tipe H5N1 yang pada umumnya menyerang unggas, dan dapat juga menular dari unggas ke manusia. Gejala yang ditimbulkan sama seperti flu biasa, ditandai dengan suhu tubuh ( ≥ 38 º C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak, sakit kepala, pegal, muntah, diare, dan nyeri otot. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis mempunyai riwayat  kontak dengan unggas, bangkai unggas, kotoran unggas, bahan atau produk mentah unggas lainnya.
 FB/AI sampai saat ini masih menjadi masalah global maupun nasional. Sejak tahun 2003 sampai sekarang 31 dari 33 Provinsi di Indonesia telah dilaporkan tertular FB/AI, sedangkan pada manusia sejak Juni 2005 sampai dengan Agustus 2010 sudah dilaporkan ke WHO 167 kasus dengan jumlah kematian 139. Case Fatality Rate (CFR 83,23 %) yang tersebar di 13 Provinsi. Penemuan kasus AI pada manusia paling tinggi ditemukan : di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 46 kasus konfirmasi 39 diantaranya meninggal dunia, di Provinsi Jawa Barat sampai september 2010 sebanyak 41 kasus konfirmasi 36 diantaranya meninggal dunia yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.

Untuk mengantisipasi penyebaran yang tidak terkendali dan tidak terduga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah mensosialisasikan tatalaksana Flu Burung di masyarakat dan telah melatih ± 2300 petugas puskesmas (Tiap puskesmas diwakili 2 orang petugas kesehatan). Melalui upaya pemantauan yang intensif terhadap perubahan sifat dan strain virus H5N1 sesuai Internasional Health Regulation (IHR 2005) dapat diamati melalui tanda-tanda atau sinyal epidemiologi, dan sinyal virologis sebagai konfirmasi telah terjadinya episenter pandemi.  
Untuk meningkatkan sistim Surveilans penyakit Flu Burung yang berhubungan dengan hewan di komunitas masyarakat, Ministry Of Agriculture (MOA) telah mengembangkan Surveilans penyakit yang berhubungan dengan hewan dan respon melalui pendekatan partisipasi yang dinamakan Participatory Disease Surveilance and Response (PDSR). Petugas PDSR diperkerjakan ditingkat Kabupaten/Kota dan bekerja dekat dengan komunitas masyarakat. Dengan mengadaptasikan PDSR, Kementerian dalam negeri telah mengembangkan dan meluncurkan petugas District Surveilance Officers ( DSO) yang bertujuan untuk bekerja sama dengan petugas PDSR dalam hal berbagi informasi pemberantasan Flu Burung di masyarakat. Usaha ini dipercaya dapat mendeteksi secara dini adanya tersangka kasus Flu Burung pada masyarakat yang berisiko tinggi melalui pendekatan pendekatan partisipasi dan pencarian kasus secara aktif. Pengenalan lebih cepat pada tersangka Flu Burung sangat penting untuk pengobatan lebih cepat dan untuk mendapatkan keefektifitasan anti virus. 
Pada tanggal 30 Agustus 2010 di Hotel Perdana Wisata telah dilaksanakan sosialisasi Flu Burung kepada Organisasi Profesi Wilayah Jawa Barat antara lain Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia ( PPNI) dengan pembicara dr. Vason dan dr. Marlinggom dari World Health Organization (WHO), Subdit Zoonosis Kementerian Kesehatan, Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan sumber dana berasal dari bantuan WHO Italia.
WHO berharap setelah dilaksanakannya pertemuan ini organisasi profesi dapat mensosialisasikan tatalaksana penanggulangan FB/AI serta berperan dalam penanggulangan FB/AI dengan mengenali kasus (Early Diagnosis), penatalaksanaan kasus, rujukan kasus, melaporkan kasus serta menanggapi kasus.
Untuk itu, dalam upaya mencegah terjadinya kematian akibat penyakit Flu Burung, Puskesmas sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat perlu disiagakan dengan menempatkan obat anti Oseltamivir guna pengobatan dini terhadap suspek/tersangka Flu Burung.
Ini merupakan Pertemuan lanjutan yang dilaksanakan tanggal 31 agustus 2010 di Hotel perdana Wisata kerjasama dinas Kesehatan dengan Organisasi Profesi  ( IDI, PPNI) wilayah jawa Barat dan sejauhmana  Peranan Organisasi profesi dalam penanganan  Avian Influenza (H5N1). Jawa Barat merupakan pelintasan pemasok ternak terutama Ayam  ke Jakarta untuk itu Dinas Peternakan sudah melakukan strategi untuk menekan/meniadakan resiko timbulnya AI pada unggas seperti Pengendalian transportasi unggas dan produk asal unggas, Biosekuriti ketat pada semua aspek manajemen peternakan, Vaksinasi dengan menggunakan vaksin yang berkualitas dan melihat dinamika virus AI Indonesia, Mengembangkan pasar tradisional yang higienis, Sosialisasi dengan metoda yan mudah diterima dan dapat diterapkan oleh masyarakat (KIE), Pola hidup sehat dan bersih dll.
Jawa Barat merupakan wilayah yang potensial dalam penyebaran AI Pada unggas,  karena   Populasi unggas tinggi dengan rapid test positif tapi tidak ada penularan pada manusia, kasus suspek sampai September 2010 di Jawa Barat sebanyak 6 kasus, 2 diantaranya meninggal dan tidak ada kontak.
Penyebaran geografik penderita ’’Flu Burung’’ pada manusia  di Indonesia tahun 2010 kasus konfirmasi 6 kasus meninggal 5  yang tersebar di 5 Provinsi antaralain  DKI Jakarta 2/2, Banten 1/1, Riau 1/1, Jateng 1/1, Jatim 1/0.
Kebanyakan pasien mencari pertolongan pertama ke klinik / praktek swata à Shopping Treatment akhirnya kasus terlambat diketahui (± 6 hari) ---- CFR tinggi (dr. Vason dan dr. Marlinggom) dari WHO.
Peran Organisasi Profesi dalam penanggulangan AI, terhadap surveilans AI dan surveilans penyakit potensial KLB pembentukan ‘’Task Force’’ sosialisasi Flu Burung dengan * 5 M (diseminasi informasi dan koordinasi lintas sektor) : mengenali kasus (Early Diagnosis), menatalaksana kasus, merujuk kasus, melaporkan kasus, menanggapi kasus. *Pemantauan Sosialisasi Flu Burung, *Monev Sosialisasi Flu Burung.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel