BBPOM Baru Setengah Tuntaskan Jajanan Berbahaya di Sekolah
Sabtu, 28 Agustus 2010
Edit
Bandung - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung baru setengahnya menuntaskan keberadaan makanan mengandung bahan berbahaya di sekolah terutama sekolah dasar di Bandung.
Kepala BBPOM Bandung Nunung Nuraniyah mengatakan, persentase jajanan berbahaya di sekolah menurun 50 persen. Penurunan ini setelah BBPOM Bandung menggelar sidak ke para pedagang yang berjualan di sekolah selama tiga kali mulai Desember 2009 hingga Januari 2010.
"Penurunan peredaran jajanan berbahaya ini karena ada imbauan kepada pedagang untuk tak berjualan ke sekolah-sekolah," jelas Nunung saat ditemui di kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur No 25, Senin (22/3/2010).
Nunung menuturkan, makanan atau jajanan yang banyak beredar di lingkungan sekolah mengandung pengawet dan zat berbahaya bagi kesehatan. Dari hasi pemeriksaan BBPOM Bandung pada sejumlah makanan, rata-rata jajanan yang dikonsumsi para bocah itu mengandung formalin, borak, rhodamin b dan mentanil yellow.
"Rhodamin b biasa digunakan untuk jajanan atau makanan yang berwarna merah seperti pada kerupuk dan sejumlah minuman. Sementara mentanil yellow ditemukan pada kerupuk dan tahu. Padahal dua jenis zat pewarna tersebut fungsinya sebagai zat pewarna bahan tekstil yang berbahaya bila dikonsumsi terus-menerus," ungkap Nunung.
Kendati baru setengahnya menuntaskan penanggulangan makanan berbahaya yang beredar di sekolah-sekolah, pihak BBPOM tetap berupaya menyelesaikannya secara bertahap. Sehingga, kata Nunung, jajanan atau makanan yang dijual di sekolah bebas dari zat-zat berbahaya bagi kesehatan.
"Dengan adanya penurunan itu, bisa disimpulkan bahwa jajanan anak sekolah saat ini lebih sehat. Meskipun begitu, bukan berarti kami lengah. BBPOM Bandung akan terus melakukan pemeriksaan rutin ke sekolah-sekolah secara berkala," ungkap Nunung.
Kepala BBPOM Bandung Nunung Nuraniyah mengatakan, persentase jajanan berbahaya di sekolah menurun 50 persen. Penurunan ini setelah BBPOM Bandung menggelar sidak ke para pedagang yang berjualan di sekolah selama tiga kali mulai Desember 2009 hingga Januari 2010.
"Penurunan peredaran jajanan berbahaya ini karena ada imbauan kepada pedagang untuk tak berjualan ke sekolah-sekolah," jelas Nunung saat ditemui di kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur No 25, Senin (22/3/2010).
Nunung menuturkan, makanan atau jajanan yang banyak beredar di lingkungan sekolah mengandung pengawet dan zat berbahaya bagi kesehatan. Dari hasi pemeriksaan BBPOM Bandung pada sejumlah makanan, rata-rata jajanan yang dikonsumsi para bocah itu mengandung formalin, borak, rhodamin b dan mentanil yellow.
"Rhodamin b biasa digunakan untuk jajanan atau makanan yang berwarna merah seperti pada kerupuk dan sejumlah minuman. Sementara mentanil yellow ditemukan pada kerupuk dan tahu. Padahal dua jenis zat pewarna tersebut fungsinya sebagai zat pewarna bahan tekstil yang berbahaya bila dikonsumsi terus-menerus," ungkap Nunung.
Kendati baru setengahnya menuntaskan penanggulangan makanan berbahaya yang beredar di sekolah-sekolah, pihak BBPOM tetap berupaya menyelesaikannya secara bertahap. Sehingga, kata Nunung, jajanan atau makanan yang dijual di sekolah bebas dari zat-zat berbahaya bagi kesehatan.
"Dengan adanya penurunan itu, bisa disimpulkan bahwa jajanan anak sekolah saat ini lebih sehat. Meskipun begitu, bukan berarti kami lengah. BBPOM Bandung akan terus melakukan pemeriksaan rutin ke sekolah-sekolah secara berkala," ungkap Nunung.
Sumber : detik.com