Bakteri Super yang Kebal Antibiotik Mengancam Dunia
Sabtu, 28 Agustus 2010
Edit
Atlanta, Ilmuwan menemukan bakteri super (superbug) baru sudah menyebar ke beberapa belahan dunia. Bakteri ini sangat kebal terhadap antibiotik dan hingga kini belum ada obat yang bisa melawannya.
Superbug ini diduga muncul sebagai akibat dari pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terkendali dalam dunia medis saat ini. Karena belum ada obat yang bisa melawannya, jika orang terkena superbug ini maka nyawanya bisa terancam.
Superbug baru ini pertama kali ditemukan di India dan Pakistan. Ilmuwan mengidentifikasinya dengan nama New Delhi metallo-beta-lactamase atau NDM-1. Superbug NDM-1 ini membuat bakteri kebal terhadap hampir semua antibiotik, termasuk kelas antibiotik paling kuat seperti carbapenems.
"Ini adalah mekanisme tertentu. Sebuah gen yang membuat bakteri menjadi super dan sangat kebal terhadap antibiotik," ujar Dr Alexander Kallen dari US Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, seperti dilansir dari Reuters, Senin (16/8/2010).
Pada awalnya, bakteri super ini ditemukan banyak bersarang di rumah sakit India, Bangladesh dan Pakistan. Diduga penyebabnya adalah kegiatan wisata medis atau medical tourism.
India terkenal dengan medical tourism yang murah dan menjanjikan, yang membuat banyak pasien dari seluruh dunia datang terutama untuk bedah plastik dan kosmetik.
Dengan banyaknya orang mencari perawatan medis yang terjangkau di India, terutama untuk bedah kosmetik dikhawatirkan bahwa bakteri super yang kebal obat ini segera bisa menyebar ke seluruh dunia.
Kekhawatiran para ahli tentang penyebaran bakteri super ini sangat beralasan, karena beberapa negara di Asia selatan, Inggris, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Belanda dan Swedia sudah terdeteksi adanya bakteri super ini.
Sebuah studi yang dilakukan untuk menyelidiki kasus ini menemukan bakteri super ini secara luas menyebar di India. Sistem kesehatan India diduga tidak mampu mengidentifikasikan kehadiran bakteri super ini, yang membuatnya menyebar cepat dan belum ditemukan obat untuk mengatasinya.
Bakteri super NDM-1 ini adalah sebuah enzim yang juga ditemukan dalam bakteri umum seperti E. coli, salmonella dan K. pneumonia. Korban superbug pertama yang teridentifikasi adalah warga negara Belgia yang sehabis pulang berobat dari India. Namun tidak dibeberkan secara jelas data korban tersebut.
Orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti penderita penyakit serius ginjal dan kaner, orang lanjut usia, penderita HIV, gangguan pernapasan harus sangat berhati-hati terhadap penyebarannya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS seperti dilansir Guardian menyebut rumah sakit adalah tempat yang paling mudah untuk pertumbuhan superbug. CDC memperkirakan ratusan ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat superbug di rumah sakit.
Untuk menghindari munculnya superbug baru, CDC mengingatkan pentingnya pembatasan penggunaan antibiotik yang berlebihan. Penggunaan antibiotika yang berlebihan diduga membuat bakteri baik dalam tubuh ikut mati.
Sementara pemerintah India seperti dilaporkan Telegraph, berang terhadap penemuan superbug baru yang diduga dari rumah sakit India itu.
Pada Sabtu 14 Agustus 2010, pemerintah India mengeluarkan pernyataan yang menuduh peneliti mengambil kesimpulan yang tidak benar bahwa superbug itu berasal dari India, dan membuat seolah-olah pasien tidak aman untuk menjalani operasi di India.
Menteri kesehatan India mengatakan sampel serupa sebenarnya juga telah ditemukan di Israel, Amerika Serikat dan Yunani.(mer/ir)
Superbug ini diduga muncul sebagai akibat dari pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terkendali dalam dunia medis saat ini. Karena belum ada obat yang bisa melawannya, jika orang terkena superbug ini maka nyawanya bisa terancam.
Superbug baru ini pertama kali ditemukan di India dan Pakistan. Ilmuwan mengidentifikasinya dengan nama New Delhi metallo-beta-lactamase atau NDM-1. Superbug NDM-1 ini membuat bakteri kebal terhadap hampir semua antibiotik, termasuk kelas antibiotik paling kuat seperti carbapenems.
"Ini adalah mekanisme tertentu. Sebuah gen yang membuat bakteri menjadi super dan sangat kebal terhadap antibiotik," ujar Dr Alexander Kallen dari US Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, seperti dilansir dari Reuters, Senin (16/8/2010).
Pada awalnya, bakteri super ini ditemukan banyak bersarang di rumah sakit India, Bangladesh dan Pakistan. Diduga penyebabnya adalah kegiatan wisata medis atau medical tourism.
India terkenal dengan medical tourism yang murah dan menjanjikan, yang membuat banyak pasien dari seluruh dunia datang terutama untuk bedah plastik dan kosmetik.
Dengan banyaknya orang mencari perawatan medis yang terjangkau di India, terutama untuk bedah kosmetik dikhawatirkan bahwa bakteri super yang kebal obat ini segera bisa menyebar ke seluruh dunia.
Kekhawatiran para ahli tentang penyebaran bakteri super ini sangat beralasan, karena beberapa negara di Asia selatan, Inggris, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Belanda dan Swedia sudah terdeteksi adanya bakteri super ini.
Sebuah studi yang dilakukan untuk menyelidiki kasus ini menemukan bakteri super ini secara luas menyebar di India. Sistem kesehatan India diduga tidak mampu mengidentifikasikan kehadiran bakteri super ini, yang membuatnya menyebar cepat dan belum ditemukan obat untuk mengatasinya.
Bakteri super NDM-1 ini adalah sebuah enzim yang juga ditemukan dalam bakteri umum seperti E. coli, salmonella dan K. pneumonia. Korban superbug pertama yang teridentifikasi adalah warga negara Belgia yang sehabis pulang berobat dari India. Namun tidak dibeberkan secara jelas data korban tersebut.
Orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti penderita penyakit serius ginjal dan kaner, orang lanjut usia, penderita HIV, gangguan pernapasan harus sangat berhati-hati terhadap penyebarannya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS seperti dilansir Guardian menyebut rumah sakit adalah tempat yang paling mudah untuk pertumbuhan superbug. CDC memperkirakan ratusan ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat superbug di rumah sakit.
Untuk menghindari munculnya superbug baru, CDC mengingatkan pentingnya pembatasan penggunaan antibiotik yang berlebihan. Penggunaan antibiotika yang berlebihan diduga membuat bakteri baik dalam tubuh ikut mati.
Sementara pemerintah India seperti dilaporkan Telegraph, berang terhadap penemuan superbug baru yang diduga dari rumah sakit India itu.
Pada Sabtu 14 Agustus 2010, pemerintah India mengeluarkan pernyataan yang menuduh peneliti mengambil kesimpulan yang tidak benar bahwa superbug itu berasal dari India, dan membuat seolah-olah pasien tidak aman untuk menjalani operasi di India.
Menteri kesehatan India mengatakan sampel serupa sebenarnya juga telah ditemukan di Israel, Amerika Serikat dan Yunani.(mer/ir)
sumber : detik.com