ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN PENYUSUNAN GLOBAL TECHNOLOGY NEEDS ASSESSMENT
Rabu, 01 September 2010
Edit
“Teknologi turut berperan dalam membentuk gaya hidup dalam sistem ekonomi yang tidak berkelanjutan yang menyebabkan terjadinya degradasi kualitas lingkungan, karenanya teknologi juga harus turut memberi solusi dengan melakukan inovasi guna terciptanya teknologi yang ramah lingkungan”, kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar dalam sambutannya pada acara Workshop Kick Off Meeting Penyusunan Global TNA (Technology Needs Assessment) 2010, Selasa (24/08) lalu.
Workshop yang berlangsung di Hotel Sultan Jakarta ini merupakan hasil kerjasama antara BPPT dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Adapun tujuan dari workshop tersebut adalah menyusun kerangka kerja, tim pengarah dan tim teknis serta sosialisasi jadwal pelaksanaan kegiatan.
Kepala DNPI yang juga Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rahmat Witoelar, pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa Indonesia atas inisiatif sendiri, menurunkan emisi sebesar 26% meskipun Indonesia tidak termasuk negara yang berkewajiban untuk melakukan hal tersebut. “Masalah penurunan emisi sudah tidak dapat lagi diatasi dengan dikotomi antara negara kaya dan negara miskin. Kita (Indonesia), mampu menurunkan emisi hingga sampai angka 41% jika dibantu oleh negara lain. Penurunan emisi GRK ini ditargetkan berasal dari sektor kehutanan dan gambut, sektor energi (termasuk industri dan transportasi) serta sektor limbah".
Dalam presentasinya, Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT sekaligus pemimpin koordinator pelaksanaan pembuatan Global TNA, Kardono, memaparkan apa arti penting up-dating TNA 2009, fokus Global TNA dan tahapan-tahapan dalam penyusunan TNA sampai kepada terwujudnya Technology Action Plan (TAP). “Secara umum tahapan penyusunan TNA mitigasi diawali dengan prioritasi teknologi dengan MCA, analisis untuk penetrasi pasar lalu diikuti dengan opsi-opsi kebijakan yang ada serta diakhiri dengan penyusunan Rencana Aksi Teknologi”, katanya.
Menurut rencana, penyusunan Global TNA dapat diselesaikan dan dilaunching pada Agustus 2011 nanti. Secara regional, seluruh negara di Kawasan Pasifik juga melaksanakan penyusunan Global TNA. Indonesia sendiri sudah lebih maju karena memiliki dokumen TNA untuk perihal mitigasi.
Sumber :www.bppt.go.id